Statement
Pemaknaan umum tentang benar adalah bahwa benar pasti sama dengan tidak salah. Namun, apakah memang seperti itu? Mari kita coba elaborasi lagi lebih dalam. Untuk membuktikan ketepatan statement tersebut, kita bisa menggunakan perumpamaan di kasus matematika sebagai berikut.
Elaborasi
Kita sudah tahu bersama kalau 1 tambah 1 jika hasilnya sama dengan 3 itu salah. Namun, jika 1 tambah 1 sama dengan 2, maka sudah jelas kalo itu benar. Lalu apakah benarnya itu sama dengan tidak salah? Untuk kasus ini jawabannya adalah iya. 1 tambah 1 sama dengan 2 adalah benar yang sekaligus berarti tidak salah. Akan tetapi, bagaimana jika kasusnya begini: 1 tambah 1 sama dengan bukan 100? Apakah jawabannya itu benar atau salah? Nah di sinilah pemaknaan bahwa benar sama dengan tidak salah tidak lagi sesuai. Karena di kasus tadi jawabannya tidak langsung tertuju secara tepat kepada jawaban yang dikehendaki oleh soal. Namun, kita juga tidak bisa menyalahkan jawabannya karena jawaban bukan 100 itu juga mengandung jawaban benar yang dikehendaki oleh soal yaitu 2, meskipun di sisi yang lain juga mengandung jawaban yang salah yaitu segala angka selain 100.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa kebenaran itu memiliki semacam tingkatan. Dalam artian ada ruang untuk terus lebih presisi dan lebih presisi lagi menuju kebenaran yang benar-benar benar, juga sekaligus ada ruang menjauh dari lintasan yang akurat.
Tentu akan lebih akurat dan sangat presisi tingkat benarnya jika ada soal 1 ditambah 1 dijawab sama dengan 2, daripada dijawab dengan bukan 100. Meskipun sekali lagi dengan menjawab bukan 100 akurasi jawabannya itu buruk, bukan berarti itu salah, ya tetap tidak salah meskipun tidak bisa dibilang itu jawaban benar yang dikehendaki soal. Kata yang tepat untuk mendeskripsikannya adalah bukan benar, tapi tidak terlalu benar, yang artinya jawaban tersebut kurang presisi dan berada di tingkat benar yang sangat rendah. Akan bisa lebih presisi lagi apabila jawabannya banyak mengeliminasi ruang kesalahan. Seperti 1 tambah 1 sama dengan bukan 100, dan bukan 99, dan bukan 98, dan bukan 3, dst. Semakin banyak ruang kesalahan yang dieliminasi semakin presisi jawaban tersebut menuju benar yang betul-betul benar terbebas dari kesalahan.
Analogi
Jika penjelasan di atas masih terlalu muter-muter dan membingungkan, kita bisa sederhanakan seperti dialog berikut ini:
A: Apakah 1 + 1 = bukan 100 itu jawaban yang benar?
B: Tidak terlalu benar
A: Berarti salah dong?
B: Ya tidak juga, itu tidak salah. Jawabannya itu tidak salah, tapi juga tidak terlalu benar karena kalimat bukan 100 itu juga mencakup jawaban yang benar yaitu 2, sekaligus mencakup jawaban yang salah yaitu angka berapapun selain 100 itu sendiri.
Kesimpulan
Jadi, tidak salah merupakan tingkatan benar yang rendah dan kurang presisi, yang itu berarti bahwa keduanya: benar dan tidak salah, tidak bisa disamakan. Kita hanya bisa mengatakan bahwa sesuatu itu benar jika tidak menyediakan ruang salah di dalamnya. Namun jika ada, maka akan menurun tingkat benarnya menjadi tidak terlalu benar atau tidak salah.
Manfaat Setelah Mengetahui
Lalu, apa manfaatnya dengan memahami bahwa benar kadang sama dengan tidak salah dan kadang tidak sama dengan tidak salah? Kita bisa terapkan pemahaman ini dalam kehidupan nyata sehari-hari saat kita menghadapi sesuatu hal dan ingin menilai benar tidaknya. Kadang ada sebuah statement atau argumen yang kedengarannya benar, namun sebenarnya itu hanya sekadar tidak salah saja. Oleh karena itu, jika kita sudah bisa mengidentifikasi seperti itu, nantinya kita akan terdorong untuk mencari jawaban yang lebih presisi dan lebih presisi lagi sehingga yang sebelumnya hanya berada di level tidak salah, menjadi benar. Oleh karena itu, tidak segampang itu kita memberi nilai benar terhadap sesuatu, karena masih ada rentang tingkatan di dalamnya.